Kamis, 11 April 2013

Kajian Historis pada puisi 12 mei 1998

Kajian  Historis pada puisi
Pendekatan historis menelusuri arti dan makna bahasa sebagaimana yang ditulis penyair dalam puisinya, bagaimana hubungan puisi tersebut dengan puisi lain dan relevansinya sebagai dokumen sosial (Junus,1986). Dengan demikian puisi dianggap mewakili zamannya (refleksi).
Contoh pendekatan historis dalam puisi adalah sebagai berikut:

12 MEI 1998
Mengenang Elang Mulya, Hery Hertanto,
Hendriawan Lesmana dan Hafidhin Royan

Empat syuhada berangkat pada suatu malam, gerimis air mata
          tertahan di hari keesokan, telinga kami lekapkan ke tanah kuburan dan simaklah itu sedu sedan,
Mereka anak muda pengembara tiada sendiri, mengukir reformasi karena jemu deformasi, dengarkan saban hari langkah sahabat-sahabatmu beribu menderu-deru
Kartu mahasiswa telah disimpan dan tas kuliah turun dari bahu.
          Mestinya kalian jadi insinyur dan ekonom abad dua puluh satu
Tapi malaikat telah mencatat indeks prestasi kalian tertinggi di Trisakti bahkan diseluruh negeri, karena kalian berani mengukir alfabet pertama dari gelombang ini dengan darah arteri sendiri.
…………………………………………………
…………………………………………………
                                                              Taufiq Ismail

Puisi di atas merupakan cerminan dari Tragedi Trisakti pada masa itu, yang dapat direkam dan disajikan dengan baik oleh Taufiq Ismail. Penyair muda Taufiq Ismail sering melakukan protes-protes sosial terhadap pemeritah pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Salah satu bentuk protes dan rasa solidaritas terhadap tewasnya mahasiswa Trisakti dalam demonstrasi pada saat itu adalah pada puisi 12 MEI 1989 di atas. Selain itu ada juga puisi BENTENG dan TIRANI berupa protes terhadap kepemimpinan otoriter penguasa saat itu.


"dari seorang sahabat untuk sahabat"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar