Kajian Historis pada puisi
Pendekatan
historis menelusuri arti dan makna bahasa sebagaimana yang ditulis penyair
dalam puisinya, bagaimana hubungan puisi tersebut dengan puisi lain dan
relevansinya sebagai dokumen sosial (Junus,1986). Dengan demikian puisi
dianggap mewakili zamannya (refleksi).
Contoh
pendekatan historis dalam puisi adalah sebagai berikut:
12 MEI 1998
Mengenang
Elang Mulya, Hery Hertanto,
Hendriawan
Lesmana dan Hafidhin Royan
Empat
syuhada berangkat pada suatu malam, gerimis air mata
tertahan di hari keesokan, telinga kami lekapkan ke tanah kuburan dan simaklah
itu sedu sedan,
Mereka
anak muda pengembara tiada sendiri, mengukir reformasi karena jemu deformasi,
dengarkan saban hari langkah sahabat-sahabatmu beribu menderu-deru
Kartu
mahasiswa telah disimpan dan tas kuliah turun dari bahu.
Mestinya kalian jadi insinyur dan ekonom abad dua puluh satu
Tapi
malaikat telah mencatat indeks prestasi kalian tertinggi di Trisakti bahkan
diseluruh negeri, karena kalian berani mengukir alfabet pertama dari gelombang
ini dengan darah arteri sendiri.
…………………………………………………
…………………………………………………
Taufiq Ismail
Puisi
di atas merupakan cerminan dari Tragedi Trisakti pada masa itu, yang dapat
direkam dan disajikan dengan baik oleh Taufiq Ismail. Penyair muda Taufiq
Ismail sering melakukan protes-protes sosial terhadap pemeritah pada masa
pemerintahan Presiden Soeharto. Salah satu bentuk protes dan rasa solidaritas
terhadap tewasnya mahasiswa Trisakti dalam demonstrasi pada saat itu adalah
pada puisi 12 MEI 1989 di atas. Selain itu ada juga puisi BENTENG dan TIRANI
berupa protes terhadap kepemimpinan otoriter penguasa saat itu.
"dari seorang sahabat untuk sahabat"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar