Jurnal IOC hanya sebagai referensi silahkan copy
THE TRIAL APPLICATION TYPE COOPERATIVE
LEARNING MODEL INSIDE-OUTSIDE CIRCLE ON THE CONCEPT OF PHOTOSYNTHESIS IN CLASS VIII
SMP NEGERI 2 TASIKMALAYA CITY
Nela Susilawati, Rakatika
ABSTRACT
Photosynthesis is one of the
materials science lessons were learned about the synthesis of carbohydrates
from inorganic materials (CO2 and H2O) in
the pigmented plants with the help of sunlight energy. In studying the concept
of photosynthesis understanding of the material is very important but in the
process is seen to be something that is difficult for students and makes the
material much saturated learners to actively participate in the learning
process. Therefore, to improve the learning outcomes of students in the
learning process needs to be combined with learning models to suit the
environmental conditions and the characteristics of the materials. One way to
do that involve learners actively in the learning activities, using cooperative
learning model type of inside-outside circle. Thus, the type of cooperative learning
model inside-outside circle is suitable to be applied to the process of
learning the concept of photosynthesis as a model student and was able to
easily get information to optimize learning materials concept of
photosynthesis.
Keywords: cooperative learning model
type inside-outside circle, learning outcomes, photosynthesis. 2
DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTA
TASIKMALAYA
Nela Susilawati, Rakatika
ABSTRAK
Fotosintesis merupakan salah satu
materi pelajaran IPA yang mempelajari tentang sintesis karbohidrat dari
bahan-bahan anorganik (CO2
dan H2O) pada tumbuhan berpigmen dengan bantuan energi cahaya
matahari. Dalam mempelajari konsep fotosintesis pemahaman materi sangatlah
penting akan tetapi pada prosesnya dipandang menjadi sesuatu yang sulit bagi
peserta didik dan banyaknya materi membuat jenuh peserta didik untuk turut
aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik dalam proses pembelajaran perlu dipadukan dengan model
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan karakteristik bahan
ajar. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar melibatkan peserta didik secara
aktif dalam kegiatan pembelajaran, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe inside-outside circle. Sehingga, model pembelajaran
kooperatif tipe inside-outside circle ini cocok diterapkan pada proses
pembelajaran konsep fotosintesis karena dengan model ini peserta didik mudah
mendapatkan informasi dan mampu mengoptimalkan pemahaman materi konsep
fotosintesis.
Kata kunci: model pembelajaran
kooperatif tipe inside-outside circle, hasil belajar, fotosintesis.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mata pelajaran IPA merupakan salah
satu mata pelajaran yang dianggap paling banyak memuat konsep serta membutuhkan
hafalan dan pemahaman yang mandalam. Hal tersebut membuat jenuh peserta didik
untuk turut aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, proses
pembelajaran IPA perlu dipadukan dengan model pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi lingkungan dan karakteristik bahan ajar, agar dapat meningkatkan
motivasi peserta didik untuk turut aktif dalam proses pembelajaran sehingga
belajar bukan hanya proses penyampaian konsep dari guru saja melainkan proses
kooperatif antara peserta didik dengan guru, dan peserta didik dengan peserta
didik lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan
guru mata pelajaran IPA kelas VIII SMP Negeri 2 Kota Tasikmalaya, terungkap
bahwa nilai rata-rata ulangan harian yang diperoleh peserta didik pada konsep
Fotosintesis tahun ajaran 2011/2012 kurang memuaskan. Selain itu, berdasarkan
observasi dalam kegiatan pembelajaran guru IPA SMP Negeri 2 Kota Tasikmalaya
masih menggunakan model-model pembelajaran yang kurang menarik dan jarang
menggunakan model-model pembelajaran yang bervariatif.
Padahal, untuk menunjang pembelajaran
yang bermakna diperlukan penerapan berbagai variasi model pembelajaran dalam
mengajar. Akan tetapi 3
penggunaan model
pembelajaran yang bervariasi tidak menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila
penggunaannya tidak tepat dengan situasi lingkungan dan kondisi psikologi anak
didik. Hal ini sudah kewajiban seorang guru harus memiliki kompetensi dan
profesionalisme kerja sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasainya. Sehingga
dapat membimbing, mengarahkan peserta didik untuk mengetahui, memahami, dan
mampu mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari,
karena IPA merupakan pondasi ilmu-ilmu terapan serta dapat membantu dalam
pembentukan kepribadian dan intelektualitasnya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan
agar melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, yaitu
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle.
Model tersebut merupakan model pembelajaran lingkaran besar lingkaran kecil
yang menuntut peserta didik untuk saling berbagi informasi pada saat bersamaan
dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Tujuan model
pembelajaran ini adalah melatih peserta didik belajar mandiri dan berbicara
menyampaikan informasi kepada orang lain, selain itu melatih kedisiplinan,
ketertiban dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Model ini diharapkan
dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar pada konsep Fotosintesis dan
dengan harapan akan mengurangi kejenuhan peserta didik dalam mengikuti proses
belajar serta dapat menjadi motivasi dalam meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
Penelitian dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle pernah dilakukan oleh
Sumyati, Tina (2012) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside-Outside
Circle Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Ciri-ciri Makhluk
Hidup (Penelitian di MTs Al Barokah Cibalong Kab. Tasikmalaya)”. Berdasarkan
penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle terhadap peningkatan
hasil belajar peserta didik dengan kriteria tinggi pada materi pokok Ciri-ciri
Makhluk Hidup.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
berikut: “apakah model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle cocok
diterapkan pada proses pembelajaran konsep Fotosintesis di kelas VIII SMP
Negeri 2 Kota Tasikmalaya?”.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui kecocokan model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside
circle jika diterapkan pada proses pembelajaran konsep Fotosintesis di
kelas VIII SMP Negeri 2 Kota Tasikmalaya.
Kegunaan
1. Kegunaan Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada pelajaran
IPA. Selain itu diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan
pemikiran bagi para pelaku pendidikan mengenai model pembelajaran kooperatif
tipe inside-outside circle. 4
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi peneliti dapat
menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam mengaplikasikan model-model
dalam proses pembelajaran yang selama ini telah dipelajari;
b. Sebagai bahan
informasi bagi guru mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside
circle;
c. Peserta didik dapat
memperoleh pengalaman baru dan dapat lebih memahami mata pelajaran IPA mengenai
konsep Fotosintesis; dan
d. Dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi sekolah dalam meningkatkan hasil belajar dan menambah informasi
serta masukan kepada pihak sekolah dalam menggunakan dan menerapkan model-model
pembelajaran.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode pre-experimental. Pada metode pre-experimental
ini tidak terdapat variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.
Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua
variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas.
1. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik.2. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Kota Tasikmalaya sebanyak 10
kelas, dengan jumlah peserta didik 398 orang. Populasi dianggap homogen
berdasarkan nilai ulangan akhir semester 1 mata pelajaran IPA tiap kelas.Sampel
dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas VIII B sebanyak 38
peserta didik yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan
pengambilan sampel ini berdasarkan keaktifan dan nilai rata-rata ulangan akhir
semester 1 mata pelajaran IPA yang paling rendah.
Disain Penelitian
Disain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah one-group pretest-posttest design. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan satu kelompok subjek. Pada awal penelitian
dilakukan pengukuran (pretest) kemudian dilakukan perlakuan (treatment)
selama 2 kali pertemuan. Setelah itu, dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya
(posttest).
Dengan demikian hasil perlakuan dapat
diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum
diberi perlakuan. Sehingga peneliti dapat membandingkan hasil belajar peserta
didik sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside
circle dan setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside
circle.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini berupa tes, observasi, dan studi literatur. Tes
yang digunakan dalam penelitian adalah tes 5
tertulis pilihan ganda
dengan 4 option yang dilakukan sebelum dan sesudah melaksanakan
pembelajaran untuk membandingkan kemampuan peserta didik sebelum dan sesudah
diberi perlakuan (melaksanakan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
kooperetif tipe inside-outside circle untuk menjelaskan konsep
Fotosintesis)
Observasi dilakukan untuk mengetahui
tingkah laku peserta didik pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu
mengajar, efektifitas kegiatan belajar mengajar, partisipasi peserta didik
dalam pembelajaran, dan permasalahan yang mungkin muncul selama kegiatan
belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran kooperetif tipe inside-outside
circle untuk menjelaskan konsep Fotosintesis. Kemudian studi literatur
yaitu pengumpulan materi-materi atau teori-teori yang relevan dengan masalah
yang diteliti.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes hasil belajar peserta didik pada konsep Fotosintesis.
Bentuk tes berupa soal pilihan ganda dengan 4 option dengan jumlah 50
soal. Hasil belajar yang diukur adalah ranah kognitif yang dibatasi hanya pada
jenjang mengingat (C1), mengerti (C2), dan memakai (C3).
Kemudian dilakukan uji coba instrumen yang bertujuan untuk mengetahui apakah
instrumen yang telah disusun tersebut memiliki validitas dan reliabilitas yang
baik.
Berikut ini rumus dari perhitungan
validitas dan reliabilitas
1. Uji Validitas
2. Uji Reliabilitas
Soal yang yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu soal yang memiliki kriteria validitas sedang dan tinggi
sebanyak 40 soal sedangkan soal yang tidak digunakan dalam penelitian sebanyak
10 soal karena mempunyai nilai validitas rendah, sangat rendah dan tidak valid
dengan reliabilitas sangat tinggi yaitu r11=
0,95.
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dengan
menggunakan uji statistika non parametrik yaitu Wilcoxon match pairs test digunakan
untuk mengetahui hasil belajar peserta didik sebelum menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle (pretest) sama
atau berbeda dengan hasil belajar peserta didik sesudah menggunakan model
penbelajaran kooperatif tipe inside-outside circle (posttest) dan
uji median digunakan untuk mengetahui apakah hasil posttest (median
sebenarnya) sama atau berbeda dengan median yang telah ditentukan (KKM). 6
PEMBAHASAN
Model Pembelajaran Kooperatif
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang
artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan membantu satu sama
lainya sebagai satu kelompok atau satu tim.
Menurut Kauchak dan Eggen (Isjoni,
2012:18) “Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan
peserta didik secara untuk bekerja secara kolaboratif dalam mencapai tujuan”.
Menurut Roger, dkk (Huda, Miftahul,
2012:29) bahwa, “pembelajaran kooperatif yaitu aktivitas pembelajaran kelompok
yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada
perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang di
dalamnya setiap pembelajar betanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan
didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain”.
Kecocokan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Inside-Outside Circle
Salah satu model pembelajaran
kooperatif adalah inside-outside circle. Banyak para ahli mengemukakan
bahwa, model pembelajaran inside-outside circle pada dasarnya, merupakan
teknik mengajar lingkaran kecil lingkaran besar yang dikembangkan oleh Spencer
Kagan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik agar saling berbagi
informasi pada saat yang bersamaan seperti pada gambar berikut:
Gambar 1
Model Pembelajaran Inside-Outside
Circle
Langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan model inside-outside circle menurut Suprijono, Agus
(2012:97) adalah sebagai berikut:
1. pembentukan kelompok,
jika kelas terdiri dari 40 oarang bagilah menjadi 2 kelompok besar. Tiap-tiap
kelompok besar terdiri 2 kelompok lingkaran dalam dengan jumlah anggota 10 dan
kelompok lingkaran luar terdiri dari 10 orang. Anggota kelompok lingaran dalam
melingkar mengahadap keluar dan berdiri menghadap ke dalam sehingga berpasangan.
2. penugasan, berikan tugas sesuai
dengan indikator pembelajaran dan berikan waktu untuk berdiskusi. Setelah
berdiskusi kelompok lingkaran luar bergerak berlawanan arah dengan anggota
kelompok lingkaran luar sehingga terbentuk pasangan baru. Demikian seterusnya,
perputaran berhenti jika tiap-tiap
7
pasangan bertemu kembali
dengan pasangan asal dan bertukar informasipun selesai.
3. hasil diskusi di tiap-tiap
kelompok besar tersebut dipaparkan sehingga terjadilah diskusi antar kelompok
besar. Pada akhir pembelajaran guru mengevaluasi hasil diskusi dan bersama-sama
peserta didik untuk membuat kesimpulan.
Adapun kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle yang dikemukakan oleh
Afifah, Siti Nur (2011:1-2) adalah:
1. kelebihan
a. adanya struktur yang
jelas dan memungkinkan peserta didik untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda
dengan singkat dan teratur.
b. peserta didik bekerja
dengan sesama peserta didik dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak
kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan
berkomunikasi.
c. dapat memperoleh
informasi pada saat yang bersamaan.
d. melatih kedisiplinan
dan belajar mandiri.
2. kekurangan
a. membutuhkan ruang
kelas yang besar.
b. terlalu lama sehingga tidak
konsentrasi dan disalahgunakan untuk bergurau juga rumit untuk dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian dengan
persiapan yang matang dan pelaksanaan yang optimal dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle, sebelum dan sesudah
proses pembelajaran memberikan hasil belajar yang berbeda. Hal itu ditunjukan
dengan hasil belajar peserta didik baik secara kualitatif maupun kuantitatif
yang proses pembelajarannya sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe inside-outside circle.
Secara kwalitas peserta didik lebih
aktif dan cakap dalam mengemukakan pendapatnya serta lebih memahami materi.
Secara kuantitatif, berdasarkan pengolahan data dan analisis statistik
diperoleh peningkatan hasil belajar. Sebelum proses pembelajaran (pretest)
diperoleh skor minimum 15, skor maksimum 30, median 21, rentang 15, rata-rata
21.29, varians 19.67 dan standar deviasi 4.44, sedangkan setelah proses
pembelajaran (posttest) diperoleh skor minimum25, skor maksimum 40,
median 34, rentang 15, rata-rata 33.82, varians 12.91 dan standar deviasi 3.60.
Untuk menganalisis data dalam rangka pengujian hipotesis, diawali dengan uji
normalitas. Untuk pengujian normalitas pretest diperoleh kesimpulan
bahwa 2 hitung > 2 tabel yaitu 24.96 > 7.81 artinya data tidak berdistribusi normal
begitu pula untuk pengujian normalitas postest diperoleh kesimpulan
bahwa 2 hitung > 2 tabel yaitu 8.42 > 7.81 artinya data tidak berdistribusi normal.
Setelah itu dilakukan pengujian dengan Wilcoxon match pairs test diperoleh
nilai rata-rata hasil belajar peserta didik yang proses pembelajarannya sesudah
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle yaitu
sebesar 33.82 yang lebih tinggi dari hasil belajar peserta didik yang proses
pembelajarannya sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside
circle yaitu sebesar 21.29. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram
batang sebagai berikut: 8
Pretest Posttest
Rata-rata 21 34 0 10 20 30 40
Gambar 2
Diagram Rata-rata Pretest dan
Posttest
Berdasarkan diagram tersebut
menunjukan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan antara nilai rata-rata pretest
dengan nilai rata-rata posttest. Hal ini dikarenakan adanya
perubahan tingkah laku peserta didik dalam meningkatkan pemahaman dan
pengetahuannya sehingga yang awalnya peserta didik belum mengetahui setelah
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside
circle mereka menjadi tahu. Walaupun kedua kelompok data ini berasal dari
populasi yang tidak berdistribusi normal akan tetapi pada akhirnya hasil
analisis data tersebut memberikan kesimpulan bahwa data hasil posttest lebih
baik dari pada pretest maka dengan demikian dapat diartikan model
pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle secara signifikan
berhasil meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Kota
Tasikmalaya pada konsep Fotosintesis.
Kemudian berasarkan pengujian dengan
uji median, hasil belajar peserta didik sesudah menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe inside-outside circle memperoleh nilai median (Me)
sebenarnya adalah 34 sedangkan median (Me) yang ditentukan adalah 30. Dengan
demikian hasil belajar peserta didik sesudah menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe inside-outside circle (posttest) mendapatkan
hasil lebih besar dari median yang telah ditentukan atau berdasarkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini menunjukan bahwa konsep Fotosintesis dapat
dipahami oleh peserta didik melalui penerapan model pembelajaran inside-outside
circle, sehingga model pembelajaran inside-outside circle ini cocok
diterapkan pada proses pembelajaran konsep Fotosintesis kelas VIII SMP Negeri 2
Kota Tasikmalaya. Berdasarkan pengamatan observer pada pertemuan pertama
penggunaan model pembelajaran inside-outside circle sangat memberikan
pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Hal itu terjadi karena respon
peserta didik yang baik dan menjadi antusias dalam belajar, aktif betanya,
aktif berdiskusi dalam kelompok yang membentuk lingkaran dan aktif berpendapat
dalam diskusi antar kelompok besar, serta peserta didik lebih terfokus kepada
peran masing-masing yang memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri untuk
memahami materi dan tugas yang telah diberikan oleh guru kemudian bertanggung
jawab untuk menyampaikannya kepada peserta didik yang lain. Sehingga
informasipun didapat secara bersamaan oleh masing-masing peserta didik dan
menjadikan proses pembelajaran menjadi hidup serta berjalan secara efektif. Hal
ini menjadikan kelebihan tersendiri dari penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe inside-outside circle. 9
Selanjutnya berdasarkan
hasil pengamatan dari observer pada pertemuan kedua bahwa pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle menjadikan peserta
didik lebih aktif dalam pembelajaran kelompok, interaksi antara peserta didik
dengan peserta didik lainnya meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan
mereka dalam berkomunikasi dan berpendapat. Selain itu juga peserta didik
mendapatkan suasana dan pengalaman yang baru selama proses pembelajaran
berlangsung sehingga mengurangi rasa bosan dan jenuh dalam belajar.
Adapun kekurangan model pembelajaran
kooperatif tipe inside-outside circle yang dirasakan oleh peneliti dan
berdasarkan pengamatan observer selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu
tidak mudah untuk mengatur peserta didik dalam pembentukan lingkaran kelompok
karena sebagian peserta didik menjadi gaduh sehingga peserta didik sulit untuk
dikondisikan. Pada pertemuan pertama merupakan penyesuaian peserta didik
terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe inside-outside circle sehingga pada awalnya sedikit sulit tetapi pada
pertemuan ke dua lebih baik dari sebelumnya. Pada kondisi seperti ini perlu
adanya tindak lanjut, guru harus mampu menumbuhkan kedisplinan dan keteraturan
peserta didik dengan memberikan poin-poin dalam belajar dan tegas dalam
pemberian sanksi yang akan berpengaruh pada penilaian psikomotor. Guru juga
harus berusaha membiasakan peserta didik untuk sesuai dengan ketentuan yang
berlaku pada pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan observer
selama 2 kali pertemuan didapat kelebihan dan kekurangan penggunaan model
pembelajaran inside-outside circle seperti dirangkum pada tabel berikut:
Tabel 1
Kelebihan dan Kekurangan Model
Pembelajaran Kooperatif
Tipe Inside-Outside Circle No.
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
1.
|
Menarik bagi peserta didik.
|
Sedikit rumit dilakukan.
|
2
|
Memotivasi peserta didik dalam
belajar.
|
Peserta didik dan ruangan menjadi
gaduh.
|
3.
|
Meningkatkan interaksi antar
peserta didik. Memudahkan peserta didik mendapatkan informasi pada saat yang bersamaan
dan memudahkan dalam mengingat materi pembelajaran.
|
Pada saat pembentukan kelompok
lingkaran dijadikan kesempatan sebagian peserta untuk bergurau dan main-main.
|
4.
|
Menjadikan peserta didik lebih
aktif dalam berdiskusi dan berpendapat dan meningkatkan kemampuan
berkomunikasi.
|
Membutuhkan ruang belajar yang
luas.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar